I. Pengukuarn kekuatan asam
Dalam air
asam karboksilat berada pada kesetimbangan dengan ion karboksilat dan ion
hidronium. Satu ukuran dari kekuatan asam ialah besarnya ionisasi dalam air.
Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya. Asam karboksilat umumnya asam
yang lebih lemah daripada H3O+; dalam larutan air,
kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi.
Atom hidrogen
(H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat
dapat dilepaskan sebagai ion H + (Proton), sehingga
memberikan sifat asam. asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai
pKa = 4.8. Basa konjungsinya adalah asetat (CH3COO-).
Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka
rumah) memilki pH sekitar 2.4.
Kekuatan
asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka,
konstanta kesetimbangan ionisasi dalam air.
Dimana : [RCO2H]
= molaritas dari RCO2H
[RCO2]
= molaritas dari RCO2-
[H3O+]
atau [H+] = molaritas H3O+ atau H+
Harga Ka yang lebih besar berarti asam tersebut lebih kuat sebab
konsentrasi dari RCO2- dan H+ lebih besar.
Untuk mempermudah maka harga pKa= adalah pangkat negative dari pangkat dalam
Ka. Apabila Ka bertambah, pKa berkurang; oleh sebab itu makin kecil pKa berarti
makin kuat asamnya.
II. Resonansi dan kekuatan asam
Sebab utama
asam karboksilat bersifat asam adalah resonansi stabil dari ion karboksilat.
Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sama
oleh kedua atom oksigen.
Delokalisasi
dari muatan negatif ini menjelaskan mengapa asam karboksilat lebih asam
daripada fenol. Walaupun ion fenoksida merupakan resonansi stabil kontribusi
utama struktur resonansi mempunyai muatan negatif berada pada satu atom.
III. Efek induksi dan kekuatan
asam
Delokalisasi
lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relatif
terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya
keasaman dari suatu asam. Misalnya, klor elektronegatif. Dalam asam kloroasetat,
klor menarik kerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke
dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan
negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam
kloroasetat lebih kuat dari asam asetat.
Makin besar
penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat
mengandung dua atom klor yang menarik elektron dan merupakan asam yang lebih
kuat dari pada asam klorasetat. Asam trikloroasetat mempunyai tiga atom klor
dan lebih kuat lagi daripada asam dikloroasetat.
IV. Pengaruh Subtituen Pada Keasaman Asam Karboksilat dan
Kebasaan Garam Karboksilat
PKa asam karboksilat dapat
dipengaruhi oleh substituen pada karbon a-, terutama melalui efek induktif. Faktor-faktor
yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman(pKa rendah), dan
faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan
keasaman (pKa
lebih tinggi) suatu asam karboksilat. Menurut teori
asam-basa Bronsted Lowry, bila suatu asam karboksilat bersifat asam kuat, maka
basa konjugasinya bersifat basa lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat
bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya bersifat basa kuat.
pKa 4.7 2.9 1.3 0.9
pKa 4.9 5.1 4.8 4.9 4.7